Karena Duniamu, Kamu Harus Menulis!

Waktu siang, jam 1.00. Saya dan seorang teman sedang menikmati makan siang disatu sudut kota, layaknya hari-hari biasa lainnya. Tidak ada pula yang terlalu istimewa dengan rumah makan itu. Semua tampak sederhana dan biasa. Segelas Es Teler dan semangkuk Mie menemani percakapan dan diskusi kami mengenai perihal sehari-hari. Percakapan mengalir bagai aliran sungai kecil. Riak-riak suaranya menyenangkan bagiku. Sampai pada sebuah pertanyaan.

“Mengapa Harus Menulis? I don’t find the reason why I have to write? I understand that writing may give you legacy and shape people's opinion. But I still don’t get it”, tanyanya. Aku terdiam sesaat. Berpikir keras, menyelusuri jalur-jalur saraf otak sempitku. Mencari jawaban yang tepat. Karena tak ada pertanyaan tanpa jawaban (maksa!:D). Jujur, tak ada kata yang bisa keluar pada saat itu. Jawaban yang bisa meyakinkannya bahwa menulis bermakna tidak hanya untuk keabadian. Tapi lebih dari itu.

Menulis adalah jejak kebaikan
Kita tidak akan pernah bisa mengukur jarak dan dalamnya jejak kebaikan kita. Bisa jadi, langkah pertama kita hanya menyentuh permukaan tanah kehidupan seorang manusia. Tapi ternyata, bekas langkah itu terus berbekas padanya, bahkan menjadi sandaran pijakan langkah masa depannya. Kita tidak akan pernah tahu. Makanya selama itu kebaikan, tetapkan derap langkah-langkah itu.

Menulis adalah keabadian
Jangan pernah menulis demi ketenaran. Karena populer bukanlah sebuah tulisan. Ia hanya bentuk-bentuk ego yang akan segera mengubur makna setiap kata dalam tulisan kita. Menulislah demi kata-kata yang memberkahi manusia. Memberikan harapan-harapan dalam kehidupan. Mendampingi dan menguatkan jiwa-jiwa dan rumah bagi mereka yang haus akan ilmu. Maka keabadian adalah hadiah indah dari tulisan. Tidak lekang oleh waktu, tak terbatas oleh ruang. Cahaya yang menghangatkan.

Menulis adalah menyembuhkan
Kata-kata manusia terbatas dalam kamus-kamus besar buatan kita. Sadarkah kamu beberapa perasaan tak akan pernah bisa diungkapkan. Kalaupun diungkapkan, maka percayalah ia tidak mampu menggambarkan buncahan gejolak dalam dada sempit kita. “kata-kata cinta tidaklah cukup bagiku! Ia tidak menjelaskan bongkahan besar perasaanku! Hanya secuil...kecil... rasanya mau meledak saja” ungkap seorang pecinta padaku. Mungkin inilah alasan kenapa cinta yang tidak berakhir dipelaminan adalah kesengsaraan. Cinta yang tak berorientasi pernikahan adalah nafsu belaka. Cinta butuh pengejawantahan!. Maka menulislah, jika kata-kata tak cukup lagi bagimu. Karena menulis artinya melampiaskan energi perasaan tak terungkap pada kata-kata, dengan elegan dan terjaga.

Menulis adalah Kamu
Ya! Kamu! Menulis adalah kamu, bukan orang lain. Kehidupanmu adalah duniamu dan bahasamu. Tidak ada yang mampu mengerti duniamu, tidak pula kembaran siammu. Karena kamu indah, unik dan berwarna khusus. Bulan dimatamu berbeda dengan bulan dimataku. Hangat mentari dikulitmu juga berbeda dengan hangat dikulitku. Aroma pagi dihidungmu berbeda dengan aromaku. Duniamu berbeda dengan duniaku. Duniaku indah. Duniamu tentu indah juga. Bayangkan jika dua keindahan saling bertemu? Maka menulislah, karena aku ingin mengerti dan merasai indah duniamu. Your world is bliss for me.


Menulis berarti bahagia. Karena kebahagian adalah virus terbaik dunia. ia beredar diruang-ruang bebas kita. Mencari mangsa-mangsa yang ingin terinfeksi olehnya. Maka menulislah...karena aku ingin mengerti kebahagian duniamu yang abadi.
Karena Duniamu, Kamu Harus Menulis! Karena Duniamu, Kamu Harus Menulis! Reviewed by Unknown on 5:06 PM Rating: 5

9 comments:

  1. wah!! kalo kami bang, menulis biar lega aja. hahaha
    & kalo ada pembaca yg kebetulan terinspirasi atau tercerahkan, alhamdulillah sekali :D

    nice post, bang!

    ReplyDelete
  2. iya kal..kan beberapa perasaan gak bisa diungkapkan. jadi nulis bisa melegakan :p

    thanks ekal

    ReplyDelete
  3. Nice post bai..mnulis ya kamu.duniamu dan bhsamu..saleum meuturi

    ReplyDelete
  4. Menulis! Menulis! Menulislah! Writing is Beautiful ^_^

    ReplyDelete
  5. kalau nulis surat salah satu dari bagian menulis juga kan bang? hehehehe

    Okey bang nanti kemana mana bawa pulpen dan buku biar bisa menulis :)

    ReplyDelete

Powered by Blogger.