Karena Duniamu, Kamu Harus Menulis!

“Mengapa
Harus Menulis? I don’t find the reason why I have to write? I understand that
writing may give you legacy and shape people's opinion. But I still don’t get
it”, tanyanya. Aku terdiam sesaat. Berpikir keras, menyelusuri jalur-jalur
saraf otak sempitku. Mencari jawaban yang tepat. Karena tak ada pertanyaan
tanpa jawaban (maksa!:D). Jujur, tak ada kata yang bisa keluar pada saat itu.
Jawaban yang bisa meyakinkannya bahwa menulis bermakna tidak hanya untuk keabadian.
Tapi lebih dari itu.
Menulis adalah jejak kebaikan
Kita tidak akan pernah bisa mengukur
jarak dan dalamnya jejak kebaikan kita. Bisa jadi, langkah pertama kita hanya
menyentuh permukaan tanah kehidupan seorang manusia. Tapi ternyata, bekas
langkah itu terus berbekas padanya, bahkan menjadi sandaran pijakan langkah
masa depannya. Kita tidak akan pernah tahu. Makanya selama itu kebaikan,
tetapkan derap langkah-langkah itu.
Menulis adalah keabadian
Jangan pernah menulis demi ketenaran.
Karena populer bukanlah sebuah tulisan. Ia hanya bentuk-bentuk ego yang akan
segera mengubur makna setiap kata dalam tulisan kita. Menulislah demi kata-kata
yang memberkahi manusia. Memberikan harapan-harapan dalam kehidupan.
Mendampingi dan menguatkan jiwa-jiwa dan rumah bagi mereka yang haus akan ilmu.
Maka keabadian adalah hadiah indah dari tulisan. Tidak lekang oleh waktu, tak
terbatas oleh ruang. Cahaya yang menghangatkan.
Menulis adalah menyembuhkan
Kata-kata manusia terbatas dalam
kamus-kamus besar buatan kita. Sadarkah kamu beberapa perasaan tak akan pernah
bisa diungkapkan. Kalaupun diungkapkan, maka percayalah ia tidak mampu
menggambarkan buncahan gejolak dalam dada sempit kita. “kata-kata cinta
tidaklah cukup bagiku! Ia tidak menjelaskan bongkahan besar perasaanku! Hanya
secuil...kecil... rasanya mau meledak saja” ungkap seorang pecinta padaku.
Mungkin inilah alasan kenapa cinta yang tidak berakhir dipelaminan adalah
kesengsaraan. Cinta yang tak berorientasi pernikahan adalah nafsu belaka. Cinta
butuh pengejawantahan!. Maka menulislah, jika kata-kata tak cukup lagi bagimu.
Karena menulis artinya melampiaskan energi perasaan tak terungkap pada
kata-kata, dengan elegan dan terjaga.
Menulis adalah Kamu
Ya! Kamu! Menulis adalah kamu, bukan
orang lain. Kehidupanmu adalah duniamu dan bahasamu. Tidak ada yang mampu
mengerti duniamu, tidak pula kembaran siammu. Karena kamu indah, unik dan
berwarna khusus. Bulan dimatamu berbeda dengan bulan dimataku. Hangat mentari
dikulitmu juga berbeda dengan hangat dikulitku. Aroma pagi dihidungmu berbeda
dengan aromaku. Duniamu berbeda dengan duniaku. Duniaku indah. Duniamu tentu
indah juga. Bayangkan jika dua keindahan saling bertemu? Maka menulislah,
karena aku ingin mengerti dan merasai indah duniamu. Your world is bliss for
me.
Menulis berarti bahagia. Karena kebahagian
adalah virus terbaik dunia. ia beredar diruang-ruang bebas kita. Mencari
mangsa-mangsa yang ingin terinfeksi olehnya. Maka menulislah...karena aku ingin
mengerti kebahagian duniamu yang abadi.
Karena Duniamu, Kamu Harus Menulis!
Reviewed by Baiquni Hasbi
on
5:06 PM
Rating:

wah!! kalo kami bang, menulis biar lega aja. hahaha
ReplyDelete& kalo ada pembaca yg kebetulan terinspirasi atau tercerahkan, alhamdulillah sekali :D
nice post, bang!
iya kal..kan beberapa perasaan gak bisa diungkapkan. jadi nulis bisa melegakan :p
ReplyDeletethanks ekal
Nice post bai..mnulis ya kamu.duniamu dan bhsamu..saleum meuturi
ReplyDeleteiya...salam kenal juga :)
DeleteMenulis! Menulis! Menulislah! Writing is Beautiful ^_^
ReplyDeleteayooo nulis! :)
Deletekalau nulis surat salah satu dari bagian menulis juga kan bang? hehehehe
ReplyDeleteOkey bang nanti kemana mana bawa pulpen dan buku biar bisa menulis :)
hahha..iya itu nulis juga kok :)
Deleteayoo nulis :)
ReplyDelete