Tanyakan Pada Daun

Sebuah Kebahagiaan akan datang seiring pemahaman ilmu-ilmu lama dan pengalaman baru. Kombinasi antara lama dan baru hasilnya adalah awakening (Kesadaran). Kesadaran mengalirkan keikhlasan perbuatan. Bahkan cenderung mengorbankan jiwa diri demi kebaikan masa depan lainnya. Catatan ini mencoba menggambarkan secuil pemahaman tentang kesadaran perbuatan demi kebaikan. (Maap kalau bahasanya rada-rada aneh..haha..)

***
Dingin pagi Ankara kembali menyapa kulit tipis sao matangku yang rasanya baru saja dibakar panas tropis di Aceh, Indonesia. Ternyata musim gugur telah menyapa kulitku pagi ini, dingin dan kering terasa diantara taman-taman sejuk dan rindang di Ankara. Pohon pun ternyata merasakan kehadiran autum ini. Warna hijau daunnya berubah coklat kering gersang, bahkan berjatuhan ke bumi, dan kali ini ke pundakku. Kutanyakan padanya, kenapa kau jatuh dari batang kokoh itu? Bukankah kalian telah lama bersama? Apa pohon tak menginginkanmu lagi?
“Bukan, bukan karena ia tidak menginginkanku lagi, bukan juga karena aku bosan dengannya, tapi ini kami kulakukan karena cinta” jawabnya, dan aku pun bingung. “Bukankah dengan jatuhnya dedaunan ke bumi pohon akan memiliki kehidupan yang baru nantinya pada musim semi, sehingga ia terus bisa tumbuh dan menghasilkan buah yang bermanfaat bagi kalian (manusia)?” sambungnya, tertegunku mendengar. “Tidakkah kau tersakiti ketika gugurmu?” tanyaku. “Laksana kulit yang teriris belati, sakit, tapi ia akan segera sembuh dengan waktu dan ketika ikhlas menyertai tindakan, maka Tuhan akan meringankannya bagi mu, seperti angin yang membantu gugurku, sehingga sakit ku terasa ringan dihembus angin lalu.” Lalu, apakah ia menyadari gugurmu?, penasaran semakin menyelip dalam pikiran ku. “Aku tak tahu, jika memang ia menganggapku bagian dari hidupnya, pasti ia merasakan ada yang tak lengkap dari hidupnya, namun ku harap ia kan baik-baik saja dan melanjutkan hidupnya karena pengorbananku tak seberapa dengan besarnya manfaat yang bisa ia berikan ketika tumbuh besar dan berbuahnya, aku bahagia…cukup itu…” jawabnya.
Merasa puas dengan jawaban itu, aku pun meletakkan daun tua itu diatas sebuah bangku tersendiri ditengah taman dan melempar pandangan ke sekeliling taman menyaksikan sambil tersenyum bangga dan tenang ketika tersadar bahwa ia bukanlah satu-satunya yang berkorban selama ini, ribuan daun telah gugur demi kehidupan pohon dan manusia yang lebih baik dimasa depan. Aku juga sadar dan belajar, bahwa gugurnya daun ini bukanlah pertama kali dan satu-satunya makhluk Tuhan yang rela berkorban atas nama cinta, serangga, hewan dan manusia telah berabad-berabad melakukannya baik yang terekam oleh indra manusia ataupun tidak. Betapa tidak, jika tidak ada pengorbanan yang dilakukan atas nama cinta ini, maka tidak akan ada kehidupan manusia saat ini.
Kita tidak akan menyaksikan pepohonan rimbun yang telah menyumbangkan oksigen bagi tubuh sehat manusia. Tidak akan lahir dan tumbuh berkembang seorang anak adam, tanpa pengorbanan besar ibunya yang kadang berakhir dengan maut. Bagi “pahlawan” ini, hal ini bukanlah sekedar pengorbanan tapi tindakan cinta, pengejawantahan dari sebuah cinta sejati dan murni, bukan sebuah cinta yang cheesy yang laku dijual di sinetron-sinetron Indonesia yang mengumbar ilusi semu dan sementara. Tindakan yang didasarkan pada pencapaian kebahagian hakiki dan sustainable, bukan hanya alat pengumbar nafsu dunia berkedok suci kata cinta abadi sehidup semati, kata yang hanya menjadi pemanis mulut tapi pahit pada tindakan. Sebuah cinta suci, akan terus hidup, dikenang dan terus diwariskan pada generasi berikutnya. Dan buah cinta ini akan berujung pada kehidupan yang lebih baik dan kebahagian yang yang lebih besar dan hebat. Saksikanlah kehidupan kita hari ini, jika memang kita merasa lebih baik, maka berterima kasihlah pada “pahlawan” masa lalu kita. Jika belum baik, maka saatnya kita melakukan hal yang sama seperti mereka dimasa lalu. Karena kita adalah sebaik-baik ummat.
“Barangsiapa yang menyayangi yang ada dibumi, maka yang dilangit akan menyayangimu” – Hadist
Tanyakan Pada Daun Tanyakan Pada Daun Reviewed by Unknown on 8:20 PM Rating: 5

7 comments:

  1. wuiiih..bahasanya tingkat tinggi euy. susah dimengerti untuk orang awam kayak saya, wkwkwk.

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahhaa....maap mapp kak :D. nnt bay lari-lari2 joging pagi, biar basahanya gak berat lagi :D

      Delete
  2. seperti filosofi gitu tulisan nya bang :D

    http://bungonglimeng.tumblr.com/

    ReplyDelete
  3. Ho oh. Sadis kali makna-makna terpendamnya.

    ReplyDelete
  4. Mengharukan sekali..

    ReplyDelete

Powered by Blogger.